Perjalanan kurang lebih 2 jam dari negri ku menuju sebuah negri tetangga, Thailand.
Bukan untuk liburan, tetapi bertemu dengan saudara-saudari ADRF untuk pertama kalinya.
Sampai di hotel bernama Page 10, disambut receptionist KW super, dan diberitahukan bahwa aku sekamar dengan Chanthon (Cambodian), O Yuka (Mongolian).
Berada di lantai 7, kamar 711. Naik lift, deg-degan, siapa bakal aku jumpai di kamar itu nantinya, apakah aku akan salah kamar, atau ternyata masuk kamar pasangan bulan madu? Perasaan cemas bercampur aduk.
Tiba di depan kamar 711. Masih deg-degan. Menekan bell. Tekan lagi. Tekan lagi. Dan lagi, dan lagi, lagi, lagiiii. Oh my God! Ada apa dengan pendengaran teman sekamarku?? Setelah berkali-kali menekan, ada seorang cewe muka Indonesia banget membuka pintu dengan muka bingung, melihat ekspresinya, aku lebih makin bingung.
"Emm, haloo, I'm from Indonesia" kalimat pertama yang terucap, lalu si perempuan mirip Indonesia itu senyum dan tidak mengucapkan apapun.
Terlihat seorang lagi cewe mirip Indonesia tidur dan terbangun.
"Hii, we are from Cambodia"
"Ohh, I'm Indonesian, so we are roommate, right?"
"Oh, sorry. She is your friend in this room, I just accompany her to wait you, and another friend from Mongolia"
...
Ternyata wanita yg membuka pintu tadi adalah anak Kamboja sekamarku dan dia kurang tau berbahasa Inggris.
Kira-kira pukul 2 pagi, seorang wanita kulit putih berkoper coklat datang dengan senyum lebar, tetapi aku tidak sanggup menyapanya sanking ngantuk dan lelahnya.

2 Nov 2012
Breakfast pertama dengan teman-teman yang lain. Masih kaku dan sok tidak kaku menuju ruang makan. Akhirnya ketemu Kak Fiza dan kawan-kawan. Terharu, akhirnya bisa ketemu juga, padahal semalam sudah mimpi-mimpi bakal terpisah dan menjadi calon TKI di Thailand.
Setelah sarapan, pukul 08.30 mulai meeting, perkenalan satu sama lain, si kulit hitam bersalaman dengan si kulit putih, sikulit sawo matang juga ikutan.
Pertemuan 9 negara untuk pertama kali di keluarga ADRF.
Indonesia, Korea, Jepang, Kamboja, Myanmar, Nepal, Senegal, Liberia, Malaysia.
Entah kenapa, walau bertemu untuk pertama kali, aku merasa dekat dan nyaman dengan mereka. Walau banyak sekali perbedaan, tetapi aku merasa mereka adalah keluarga.
Dengan modal vocabulary dan grammar yang acak-acakan, aku bercerita dengan mereka mengenai negriku, dan bertanya mengenal negri mereka dan banyak hal yang baru aku ketahui setelah sharing yang panjang.
Melakukan presentase antar negara. Melihat keadaan anak-anak dari negara mereka masing-masing. Kegiatan-kegiatan mereka, keluh kesah, suka cita, semua diceritakan dalam presentase antar negara.
Sempat terpikir, begitu banyak anak-anak di luar sana, disegala penjuru bumi, yang sangat membutuhkan pendidikan yang layak. Tapi, bagaimana dengan aku? Pendidikan, kehidupan, perhatian, materi, segalanya telah ku dapatkan. Tapi selalu merasa kurang dan tidak bersyukur.
Melihat senyum mereka, seperti tidak ada beban, dan seperti merasa semua akan baik-baik saja, aku introspeksi diri, terlalu banyak hal yang ku sia-siakan, terlalu banyak hal yang tidak disyukuri.

Ingin cerita mengenai beberapa orang yg aku jumpai dan terkesan bersama mereka
Ly Chanthon
Si Cambodian yg aku ga tau mendefenisikan dirinya itu seperti apa, aku sangat menyukainya, teringat ketika berdua di kamar hotel, dia mengajariku bahasa Kamboja dan tulisan negaranya yg hampir mirip dengan tulisan Thailand, dan bedanya cuma tulisan Kamboja lebih banyak bunganya. hehe
Mengingat usahanya untuk ngomong samaku dengan English yg terbatas, dan akhirnya kami pakai bahasa tubuh, seperti sesama orang bisu.

O Yuka atau Yuna
Si Mongolian yang memang sulit sekali berbahasa Inggris, akhirnya kami juga memakai sandi-sandi tangan semacamnya.
Teringat ketika dia memberikan coklat, ternyata sudah expired! Dan sepertinya dia tidak tahu itu
Dan juga dia memberi sebuah makanan yg sangat aneh, yg baunya seperti susu basi, dan rasanya hoekkk, dan bentuknya seperti coklat dan ketika digigit, krokk, rontoklah gigi.
Ternyata itu makanan terbuat dari susu sapi yg dikeringkan dan dipadatkan, sangat baik untuk tubuh katanya.

Ambrose
Lelaki dari Senegal berkulit hitam pekat, ya, saat ini aku merindukannya. Seorang ayah yg hebat, aku tau, pasti dia mempunyai istri yg jauh lebih hebat. Mempunyai tingkat kesopanan yg dahsyat, senyum tulus, dan tidak-pernah-menolak-ajakan-walau-dia-kurang-minat dia sangat menghargai pendapat dan saran orang lain. Apalagi cerita masalah ADRF yg ada dinegaranya, bagaimana usaha Ambrose serta istrinya dalam membangun pendidikan di daerah kecil yang sangat dekat dengan pembuangan sampah kota. OMG!

Alex
Si anak lajang dari Euthopia, hmm agak2 gimana gitu kalo nyeritain tentang laki2 yg satu ini
Ada satu kejadian yg sampai sekarang aku ingat dan kadang kesal tapi lucu.
Ketika jalan berdua karena keasikan ngobrol akhirnya terpisah dengan rombongan lainnya. Berada di negara orang, dan sama2 tidak tahu jalan pulang. Alex bilang dia tau jalan pulang, eh taunya malah muter-muter pantai dan kepanasan sampai beli es jeruk 2 botol! Tapi si negro yg satu ini kok rada seneng gitu ya nyasar sama aku? Karna kesal, aku cemberut sambil nanya2 warga thai yg tau dimana hotel kami. Ternyata kami sudah-sangat-jauh-berjalan-dan-seharus-nya-pulang-naik-angkot. Karena sama-sama ga bawa dompet, dan kami pun balik ke hotel dengan jalan kaki! Ya jalan kakiii. Tapi kelihatannya si Alex makin bahagia. Aku coba dinginkan hati di hari yg sangat terik itu. Alex mencoba bercerita tentang negaranya, tentang krisis pangan, dan baru tau kalo dia itu sangat pinter dan banyak dapat beasiswa dari negara lain. Dan ujung-ujungnya nanya tentang pacar. 'Oh, I was engaged' sambil menunjukkan cincin yg di jari manis kiri. Dalam hati 'mampus kau'
'Ohh, how lucky your BF'
'Hha, me too'
'Oh, of course, and I think that's to fast for u to engaged for your old, you're still 21'
'Hha, our parent ask us to did that'
'Oh yeah?'
'Yeaahhhhh'
Dan akhirnya kami sampai hotel dan sejak itu aku selalu cari jarak supaya ga ngomongan dengan negro rese' itu. Tetapi dalam beberapa persentase, dia sangat smart dan pede. Hmm

Mende
Seorang cowo mongolia yang tampang biasa-biasa saja dan yang selalu mengangkat telpon kamar dengan nada aneh, seperti sedang melakukan hal aneh dan pada suatu malam, aku mau mengambil sesuatu ke kamarnya karena temanku yg dari Indonesia sekamar dengan dia. Mungkin karna tidak sadar dan itu tengah malam, dia membuka pintu dannn ohmaigot! Dia hanya memakai sempak! Ya, sempak saudara-saudara. Dan saya sudah kaku, dia lebih kaku. Sambil menutup2 sesuatu dia mengambil barang yg mau aku ambil dan cepat2 pergi.

Cowo Nepal
Aduh, aku lupa namanya. Dan dia sedikit sama dengan Alex, tetapi tidak menonjol sekali. Dia hanya kelihatan bahagia sekali ketika saya terpaksa menggandengnya karena memang dalam situasi mengerikan. Anda tau Tiger Show? Ya kejadiannya disitu, kami ada 6 orang, 3 laki2 dan 3 perempuan, karena lelaki harus dijaga agar tidak ditawar, maka kami perempuan harus menjaga mereka. Dunia disini terbalik! Tetapi si kawan yg satu ini aku gandeng dan wajahnya malah senyum2 lihat wanita2 yg dipajang di etalase sambil nari2 ga jelas. Pih!

Su-Yeon
Kakak dari Korea ini sangat missingable! Selalu senyum, suka ngasi kabar langsung dari korea, pinter, baaik dann suka ngirim aksesoris dari korea. Tetapi, dia coca-cola holic! Tidak bisa hidup tanpa minuman soda. Setiap hari, paling tidak dua kali sehari.

Lynna
Cewe Cambodian yang satu ini klihatannya smart, manis dan suka sharing banyak hal, setiap breakfast kami sering cerita tentang kehidupan sekolah disana, artis, keluarga, semua2nya. Dan sampai sekarang kami masi berkomunikasi, katanya dia baru dapat kerjaan baru dia bagian komputer. Semoga sukses ya, Lynna. I miss u

Dr. Sharon
What a powerfull Mommy!
Seorang dokter 50 tahun berasal dari Malaysia yg mempunyai easy to understand language. Powerfull, motivator, dia tak pernah ga bersemangat.
'I'm jealous to u, young people. Kalian punye masa yang masih lama, have a much dream, much spirit, many time' dia selalu bilang begitu padahal aku yg jeles sama dia, anak nya kira2 ganteng ga ya? Hhik

Rita
A Liberian. Ingat ketika dia ceritain anak2nya yg jarak jauh dengannya. Tentang perjuangan hidup dengan suaminya. Sewaktu itu, hari terakhir beliau nangis sambil melukin kita satu persatu
I miss u Mom Rita

Dan yang lain2 yang ga bisa diceritain satu persatu.
Aku kangen kalian, 6 hari rapat luar biasa, jalan2 cari makanan asia, makan KFC pake pisau dan garpu, ke toilet tapi ga ada air cebok, pake tisu agak risih, main bowling, makan sushi sepuasnyaaaa, receptionis banci, ohmygod! How I miss u so bad guys!